Diet untuk Penderita Gastritis

ARTIKEL
Diet untuk Penderita Gastritis
Disusun guna memenuhi mata kuliah Makanan untuk Fisiologis Khusus
Dosen Pengampu :  1. Bambang Triatma
   2. Sus Widayani







Disusun Oleh :
Nama : Ema Nur Alviana
NIM : 5401413066
Prodi : PKK Tata Boga S1





PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
A. Pengertian Dan Fungsi Lambung
Lambung (bahasa Inggris: stomach; bahasa Belanda: maag) atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah Kardia, Fundus, dan Pilorus. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan itu sendiri . Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari atau sering disebut duodenum. Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni : Mucosa, Submucosa, Muscularis, dan Serosa. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung yang dapat dikeluarkan. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu : Sel goblet (goblet cell), sel parietal (parietal cell), sel chief (chief cell). Sel goblet berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid] yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1.5 mol dm-3 asam lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2. Sel chief berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada sel tersebut.
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca2+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usus tanpa sempat dicerna. HCl(Asam Klorida) merupakan enzim yang berguna untuk membunuh kuman dan bakteri pada makanan.
Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam. Sebaliknya, otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentuh kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Setelah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.
Terdapat macam – macam gangguan atau penyakit yang terdapat di dalam lambung. Biasanya dikarenakan pola makan yang tidak baik dan terkena bakteri/virus. Lambung merupakan organ vital dalam tubuh manusia, jika terdapat gangguan pada lambung maka proses pencernaan makanan akan terganggu. Oleh karena itu sebagai manusia harus sangat memperhatikan kesehatan tubuhnya. Salah satu gangguan pada lambung adalah Gastritis atau maag. Tidak sedikit masyarakat yang menderita gastritis dikarenakan berbagai faktor. Penderita gastritis harus memperhatikan diet untuk kesehatannya.
B. Penyakit Gastritis
1. Pengertian Gastritis
Gastritis atau lebih dikenal dengan maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan (Mansjoer 1999). Pada penyakit ini terjadi suatu iritasi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga menjadi merah, bengkak, berdarah dan luka. Biasanya peradangan tersebut akibat dari infeksi oleh bakteri yang dapat menyebabkan borok dilambung yaitu Helicobacterium pylory.  Akan tetapi, ada faktor lain juga yang menyebabkan gastritis seperti trauma fisik dan pemakaian obat penghilang sakit secara terus menerus. Ada dua macam gastritis yaitu gastritis akut dan gastritis kronis:
a. Gastritis akut yang sering diderita adalah gastritis akut erosif yang merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan yang terjadi lebih dalam daripada mukosa muskularis.
b. Gastritis kronis adalah peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang diebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas oleh bakteri helicobacter pylori(Brunner dan Suddart 2000).


2. Penyebab Penyakit Gastitis
Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yang kuat. Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan karena beberapa penyebab.
a. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung).  Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis sementara.
b. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal nafas, penyakit hari yang berat, septicemia atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat. Gambaran yang sama tentang gastritis ini disebut gastritis akut erosif. Kira-kira 90% pasien yang dirawat di ruang intensif menderita gastritis akut erosif ini.
c. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya, penyakit Crohn, serta infeksi virus dan bakteri. Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka). Gastritis ini paling sering terjadi pada alkoholis.
d. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
e. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vitamin B12 dari makanan.
Dijelaskan secar ringkas oleh Hirlan tentang etiologi gastritis akut antara lain asam lambung yang sangat berlebihan, pepsin yang tinggi, obat analgetik dan inflamasi, refluks usus-lambung, minum alkohol, merokok, stres fisik misalnya karena luka bakar, sepsis dan trauma, serta bahan korosif asam dan basa kuat (misalnya lisol). Obat-obat analgesik dan antiinflamasi yang sering dikaitkan dengan gastritis adalah aspirin. Aspirin dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
3. Tanda dan Gejala
Gejalanya bermacam-macam, tergantung kepada jenis gastritisnya. Biasanya penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti) dan rasa tidak nyaman di perut sebelah atas. Pada gastritis karena stres akut, penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera) biasanya menutupi gejala-gejala lambung; tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak.
Segera setelah cedera, timbul memar kecil di dalam lapisan lambung. Dalam beberapa jam, memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan gastritis bisa menghilang bila penderita sembuh dengan cepat dari cederanya. Bila penderita tetap sakit, ulkus bisa membesar dan mulai mengalami perdarahan, biasanya dalam waktu 2-5 hari setelah terjadinya cedera. Perdarahan menyebabkan tinja berwarna kehitaman seperti aspal, cairan lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat, tekanan darah bisa turun. Perdarahan bisa meluas dan berakibat fatal. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimptomatis. Keluhan itu misalnya nyeri pada ulu hati yang biasanya ringan.
Gejala dari gastritis erosif kronis berupa mual ringan dan nyeri di perut sebelah atas. Tetapi banyak penderita (misalnya pemakai aspirin jangka panjang) tidak merasakan nyeri. Penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus, yaitu nyeri ketika perut kosong. Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lambung, gejalanya bisa berupa tinja berwarna kehitaman seperti aspal (melena), serta muntah darah (hematemesis) atau makanan yang sebagian sudah dicerna, yang menyerupai endapan kopi. Gejala lainnya dari gastritis kronik adalah anoreksia, mual-muntah, diare, sakit epigastrik dan demam. Perdarahan saluran cerna yang tak terasa sakit dapat terjadi setelah penggunaan aspirin.
Pada gastritis eosinofilik, nyeri perut dan muntah bisa disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari. Pada gastritis sel plasma, nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan dengan timbulnya ruam di kulit dan diare. Gastritis akibat terapi penyinaran menyebabkan nyeri, mual dan heartburn (rasa hangat atau rasa terbakar di belakang tulang dada), yang terjadi karena adanya peradangan dan kadang karena adanya tukak di lambung. Tukak bisa menembus dinding lambung, sehingga isi lambung tumpah ke dalam rongga perut, menyebabkan peritonitis (peradangan lapisan perut) dan nyeri yang luar biasa. Perut tampak kaku dan keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan darurat. Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk jaringan parut yang menyebabkan menyempitnya saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari, sehingga terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran bisa merusak lapisan pelindung lambung, sehingga bakteri bisa masuk ke dalam dinding lambung dan menyebabkan nyeri hebat yang muncul secara tiba-tiba.
Gejala klinis gastritis pada umumnya yaitu :
a. Rasa tidak nyaman pada perut dan nye¬ri
b. Perut terasa kem¬bung
c. Rasa nyeri pada hati
d. Ce¬gukan
e. Hilangnya nafsu ma¬kan
f. Mual
g. Muntah dan BAB berwarna hitam.

4. Diet Pada Gastritis
Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung bersifat libitum, yang artinya bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan kehendak pasien.
Prinsip diet yang dianjurkan untuk pasien gastritis yaitu :
a. Pasien dianjurkan untuk makan secara teratur, tidak terlalu kenyang dan tidak boleh berpuasa.
b. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung cukup kalori dan protein (TKTP) namun kandungan lemak/minyak, khususnya yang jenuh harus dikurangi.
c. Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat makanan yang halus (soluble dietary fiber).
d. Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara berlebihan, dan yang bersifat melekat.
e. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.
Tujuan diet ini adalah untuk menghilangkan gejala penyakit, menetralisir asam lambung, mengurangi gerakan paristaltik lambung serta memperbaiki kebiasaan makan penderita. Dengan cara itu diharapkan luka di dinding lambung perlahan-lahan akan sembuh.
Syarat diet penderita gastritis yaitu:
a. Makanan yang disajikan harus mudah dicerna, tidak merangsang tetapi dapat memenuhi kebutuhan energi dan gizi, jumlah energipun harus disesuaikan dengan kebutuhan penderita.
b. Asupan protein harus cukup tinggi (sekitar 20-25% dari total jumlah energi yang biasa diberikan), sedangkan lemak perlu dibatasi. Protein berperan dalam menetralisir asam lambung. Bila terpaksa menggunakan lemak, pilih jenis lemak yang mengandung jenis asam lemak tak jenuh. Pemberian lemak atau minyak perlu dipertimbangka dengan teliti. Lemak yang berlebihan dapat menimbulkan rasa mual, rasa tidak enak di ulu hati dan muntah karena tekanan dari dalam lambung meningkat.
c. Mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh secukupnya merupakan pilihan tepat, sebab lemak jenis ini lebih mudah di cerna.
d. Porsi makanan yang diberikan dalam porsi kecil tapi sering.
e. Kebutuhan zat gizi, jenis energi yang dikonsumsi harus disesuaikan dengan berat badan dan umur penderita.

Jenis dan bentuk makanan
Sebaiknya penderita gastritis menghindari makanan yang bersifat merangsang, diantaranya makanan berserat dan penghasil gas maupun mengandung banyak bumbu-bumbu rendah. Selain itu perlu memperhatikan tehnik memasaknya, direbus, dikukus, atau dipanggang adalah tehnik masak yang dianjurkan. Sebaliknya, menggoreng bahan makanan tidak dianjurkan. Menurut Persagi (1999) dikenal jenis diet untuk penderita penyakit gastritis. Diet ini disesuaikan dengan berat ringannya penyakit.
a. Diet Lambung I diberikan pada penderita gastritis berat yang disertai pendarahan. Jenis makanan yang diberikan, meliputi susu dan bubur susu yang diberikan setiap 3 jam sekali.
b. Diet Lambung II Untuk penderita gastritis akut yang sudah dalam perawatan. Makanan yang diberikan merupakan makanan saring atau cincang pemberiannya sama 3 jam sekali.
c. Diet Lambung III Untuk penderita gastritis yang tidak begitu berat atau ringan. Bentuk makanan harus lunak dan diberikan enam kali sehari.
d. Diet Lambung IV Orst ini diberikan pada penderita gastritis ringan, makanan dapat berbentuk lunak atau biasa.
Jenis makanan yang boleh diberikan pada penderita gastritis
a. Sumber hidrat arang (nasi atau penggantinya) yaitu meliputi ; beras, dibubur atau ditim, kentang direbus atau dipures, makaroni, mi bihun direbus, roti, biskuit, marie, dan tepung-tepungan dibuat bubur atau puding.
b. Sumber protein hewani (daging atau penggantinya) Ikan, hati, daging sapi empuk, ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, ditim, atau dipanggang, telur ayam direbus, didadar, diceplok air, atau dicampurkan dalam makanan, susu. Sumber protein nabati tahu, tempe, direbus, ditim atau ditumis, kacang hijau direbus dan dihaluskan.
c. Lemak margarin, minyak (tidak untuk menggoreng) dan santan encer.
d. Sayuran - sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas, misalnya : bayam, labu siam, wortel, tomat direbus atau ditumis.
e. Buah-buahan pepaya, pisang rebus, sawo, jeruk garut, sari buah (sebaiknya dimakan bersama nasi).
f. Bumbu-bumbu Gula, garam, vetsin, kunyit, kunci, sereh, salam, lengkuas, sedikit jahe, dan bawang.

Jenis-jenis makanan yang tidak boleh diberikan pada penderita gastritis.
a. Sumber hidrat arang meliputi; beras ketan atau wajik, bulgur, jagung, ubi singkong, kentang goreng, cake, dodol, dan kue yang terlalu manis.
b. Sumber protein hewani; Daging, ikan, ayam yang dikalengkan, digoreng, dikeringkan (dendeng), telur ceplok atau goreng. Sumber protein nabati; Tahu, tempe digoreng, kacang merah, kacang tanah digoreng.
c. Lemak; Lemak hewan, santan kental.
d. Sayuran Sayuran yang banyak serat dan menimbulkan gas, sayuran mentah.
e. Buah yang banyak serat dan menimbulkan gas, misalnya jambu biji, nanas, kedondong, durian, nangka, dan buah yang dikeringkan (sale pisang, manisan pala, dan sebagainya).
f. Bumbu-bumbu; Lombok atau cabai, merica, cuka dan bumbu-bumbuan yang merangsan.
Tips diet yang penting un¬tuk pen¬derita gastritis yaitu:
a. Makan dalam porsi kecil tapi sering lebih baik dibandingkan makan dalam jumlah besar sekaligus.
b. Jangan terburu-buru ke¬tika mengkonsumsi ma¬kan¬an.
c. Kunyahlah makanan secara sepenuhnya.
d. Makanlah makanan yang kaya serat.
e. Makanan me¬ngan¬dung flavonoid, seperti apel, se¬¬ledri, bawang, dan teh dapat meng-hambat pertum¬buhan bakteri H. pylori.
f. Konsumsi makanan yang me¬ngandung tinggi vitamin dan kal¬sium, seperti kacang almon, sayuran hijau (misalnya bayam).
g. Hindari makanan yang terlalu panas ataupun dingin.
h. Hindari makanan yang tinggi kadar lemak. Pada pe¬nelitian, maka¬nan tinggi ka¬dar lemak mening¬katkan in¬flamasi pada permukaan lambung.
i. Hindari minuman yang bersifat asam, termasuk kopi dan jus buah yang mengan¬dung asam.
j. Minum 6-8 gelas air setiap hari¬nya.
k. Berolahraga setidak¬nya 30 me¬nit setiap hari, 5 hari dalam seminggu.
5. Penatalaksanaan Gastritis
a. Gastritis akut diatasi dengan mengintruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.
b. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi stres dan memulai farmokoterapi, H pylory dapat diatasi dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya antibodi terhadap faktor intrinsik.
Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain garam, alkohol, rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh hitam, teh hijau, beberapa minuman ringan (soft drinks), dan coklat. Beberapa macam jenis obat juga dapat memicu terjadinya gastritis. Garam dapat mengiritasi lapisan lambung. Beberapa penelitian menduga bahwa makanan bergaram meningkatkan resiko pertumbuhan infeksi Helicobacter pylori. Gastritis juga biasa terjadi pada alkoholik. Perokok berat dan mengkonsumsi alkohol berlebihan diketahui menyebabkan gastritis akut. Makanan yang diketahui sebagai iritan, korosif, makanan yang bersifat asam dan kopi juga dapat mengiritasi mukosa labung.
6. Pengobatan
Pengobatan umum terhadap gastritis adalah menghentikan atau menghindari faktor penyebab iritasi, pemberian antasid dan simptomatik lain, dan pada gastritis atrofik dengan anemia pernisiosa diobati dengan B12 intramuskuler (hydroxycobalamin atau cyanocobalamin).
Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter pylori, maka diberikan bismuth, antibiotik (misalnya amoksisilin dan klaritromisin) dan obat anti-tukak (omeprazol). Penderita gastritis karena stres akut banyak yang mengalami penyembuhan setelah penyebabnya (penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil diatasi. Tetapi sekitar 2% penderita gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang sering berakibat fatal.
Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan antasid (untuk menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan pada tindakan endoskopi. Jika perdarahan berlanjut, mungkin seluruh lambung harus diangkat.
Eradikasi Helicobacter pylori merupakan cara pengobatan yang dianjurkan untuk gastritis kronis yang ada hubungannya dengan infeksi oleh kuman tersebut. eradikasi dapat mengembalikan gambaran histopatologi menjadi normal kembali. Eradikasi dapat dicapai dengan pemberian kombinasi penghambat pompa proton dan antibiotik. Antibiotik dapat berupa tetrasiklin, metronidasol, klaritromisin, dan amoksisilin. Kadang-kadang diperlukan lebih dari satu macam antibiotik untuk mendapatkan hasil pengobatan yang baik.
Gastritis erosif kronis bisa diobati dengan antasid. Penderita sebaiknya menghindari obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung. Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya ulkus karena obat anti peradangan non-steroid. Untuk meringankan penyumbatan di saluran keluar lambung pada gastritis eosinofilik, bisa diberikan kortikosteroid atau dilakukan pembedahan.


























Daftar Pustaka
Selasa, 17 Maret 2015/http://id.wikipedia.org/wiki/Lambung
Selasa, 17 Maret 2015/http://old.m.m.analisadaily.com/kesehatan/news/aspek-gizi-pada-gastritis/110560/2015/02/23
Selasa, 17 Maret 2015/http://kartikawindya.blogspot.com/2011/11/gastritis.html
Selasa, 17 Maret 2015/http://dianhusadanandaayu.blogspot.com/p/diet-gastritis.html













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rasional perlunya Bimbingan Konseling dari tinjauan konstitusional, filsafat dan perkembangan sosial budaya

Makanan Kontinental