LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN
LAPORAN
PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN
PEMBUATAN
TAHU SUSU
Dosen
Pengampu Mata Kuliah Teknologi Makanan
Loekmonohadi
Penyusun
:
Ema
Nur Alviana
5401413066
Semester
3
JURUSAN
TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI
FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Secara
alamiah yang dimaksud dengan susu adalah hasil pemerahan kelenjar susu sapi
atau hewan mamalia lain yang dapat digunakan sebagai bahan makanan / minuman
yang aman dan sehat serta tidak ditambah atau dikurangi komponennya. Komponen
terpenting dari susu adalah protein dan lemak. Kandungan protein pada susu
berkisar antara 3 – 5 %, sedangkan kandungan lemaknya berkisar antara 3 – 8 %.
Dengan
berkembangnya industri susu sapi, maka berkembang pula peternak – peternak sapi
perah. Para peternak tersebut membentuk kelompok – kelompok agar mereka mudah
memasok susu sapi hasil ternaknya ke industri.Yang perlu diperhatikan adalah
bahwa susu sangat mudah sekali rusak karena kandungan – kandungan yang berada di
dalamnya merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba. Oleh
karena itu industri yang menggunakan susu sapi sebagai bahan bakunya menerapkan
persyaratan yang ketat untuk penerimaan susu sapi dari para peternak. Peristiwa
penolakan susu oleh suatu industri bukan suatu hal yang aneh, tetapi ini akan
menjadi hal sangat merugikan bagi para peternak sapi perah. Salah satu upaya
agar peternak sapi perah tidak mengalami kerugian adalah dengan cara
memanfaatkan susu hasil perahan tersebut sebagai bahan dasar untuk membuat
tahu. Maka dari latar belakang itulah, saya berusaha mencoba untuk
mempraktekkan pembuatan tahu susu ini.
B.
Tujuan
Praktek
1.
Menerapkan pengetahuan tentang proses
penggumpalan ( koagulasi ) dari protein dan lemak susu dalam mata kuliah Kimia
Makanan dan Teknologi Makanan.
2.
Mampu membuat tahu susu yang sesuai
dengan kriteria tahu yang baik.
3.
Mampu menganalisis faktor – faktor yang
dapat mempengaruhi kualitas tahu yang dibuat.
C.
Manfaat
Praktek
1.
Praktikan dan pembaca dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari – hari.
2.
Praktikan dan pembaca dapat
menyebarluaskan kepada masyarakat luas lewat pengabdian.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Tahu susu adalah produk makanan berupa
padatan lunak yang dibuat dari susu sapi dengan cara menggumpalkan kandungan proteinnya.
Protein susu sapi itu sendiri terdiri dari casein (76%) serta laktalbumin dan
laktoglobulin.
A.
Prinsip
Dasar
Prinsip
dasar dalam pembuatan tahu susu adalah pada penggumpalan protein. Protein
merupakan suatu senyawa yang terdiri dari rangkaian asam asam amino yang saling
berkaitan satu sama lain dalam ikatan peptida. Setiap asam amino terdiri dari
gugus amino ( yang bermuatan positif ) dan gugus karboksil ( yang bermuatan
negatif ), gugus karboskil terdiri dari sebuah atom H dan gugus R yang terikat
pada sebuah atom C. Derajat ionisasi asam amino sangat dipengaruhi oleh pH (
derajat keasaman ), pada pH rendah atau dalam suasana asam ( pH<7 ) gugus
asam amino akan bereaksi dengan senyawa H+ sehingga protein akan
bermuatan positif, dalam pH tinggi atau dalam suasana basa ( pH>7 ) gugus
amino akan bereaksi dengan senyawa OH- sehingga asam amino akan
bermuatan negatif. Pada pH tertentu gugus amino dan karboksil akan saling
menetralkan sehingga muatan akan bermuatan ( 0 ) atau netral, pada pH itulah
disebut dengan titik isoelektrik. Pada titik isoelektrik penggumpalan atau
pengendapan protein terjadi paling cepat dibandingkan dengan pada pH lainnya.
Prinsip inilah yang digunakan dalam proses pembuatan tahu susu. Perlu
diperhatikan tititk isoelektrik dari masing masing protein berbeda.
B.
Proses
Pembuatan
Dalam proses pembuatan
tahu susu ini terbagi dalam 3 tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pengolahan,
dan tahap finishing.
1.
Tahap persiapan
Bahan
utama maupun bahan pembantu dipilih dari bahan – bahan yang berkualitas dan
masih segar agar tahu yang dihasilkan juga berkualitas baik. Bahan utama dalam
pembuatan tahu susu adalah susu sapi murni yang diambil langsung dari peternak
pemerah susu sapi. Susu sapi ini berfungsi sebagai sumber protein, sedangkan
bahan pembantunya adalah cuka makan, cuka makan berfungsi sebagai penurun pH
agar protein dadi susu sapi mencapai titik isoelektriknya. Untuk menambah cita
rasa pada tahu bisa dilakukan dengan penmbahan margarin atau garam.
2.
Tahap pengolahan
Pertama
yang perlu dilakukan dalam pembuatan tahu susu ini adalah memanaskan susu sapi
hingga mendidih dengan terus diaduk aduk agar panasnya merata, setelah mendidih
teteskan cuka makan secara kontinue sampai terbentuk gumpalan – gumpalan dan
cairan menjadi bening. Gumpalan yang terbentuk diambil setelah cairannya
menjadi bening. Gumpalan dapat segera dimasukkan ke dalam cetakan tahu yang
telah dilapisi kain saring dan dipress, agar sebagian cairan dapat keluar dan tahu
terbentuk sesuai dengan cetakan yang digunakan.
3.
Tahap finishing
Gumpalan
yang terbentuk diambil dan dimasukkan kedalam cetakan yang sudah dipersiapkan
dengan dilapisi kain saring kemudian dipress sampai kandungan airnya keluar dan
dibiarkan dingin. Tahu yang sudah dingin dikeluarkan dari cetakan dan di potong
– potong sesuai keinginan.
C.
Kriteria
Tahu Susu
Tahu susu yang baik
dapat dilihat dari kriteria inderawinya sebagai berikut:
1.
Teksturnya padat, kompak dan lunak.
2.
Penampilan tidak berlendir.
3.
Berwarna putih atau putih kekuningan.
4.
Bau normal yaitu berbau susu.
5.
Rasa susu dan gurih
D.
Faktor
– Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tahu Susu
Beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kualitas tahu susu yang dihasilkan antara lain:
1.
Bakan baku
Bahan baku utama
pembuatan tahu ini adalah susu sapi segar. Komponen yang sangat penting dalam
pembuatan tahu susu ini adalah unsur protein dan lemak. Apabila susu yang
digunakan kandungan proteinnya rendah maka tahu yang dihasilkan juga sedikit,
karena itu dalam pembuatan tahu susu agar hasilnya baik maka harus menggunakan
susu murni yang berkualitas ( belum tercampur bahan lain ) . Jika kita
menggunakan susu yang telah dicampur bahan lain ( air / santan ) maka kualitas
hasil akan rendah dan randemennya juga akan rendah.
2.
Proses pemanasan
Pada
umumnya protein akan menggumpal jika dipanaskan. Agar protein pada susu selalu
dalam keadaan homogen, maka pada saat pemanasan harus diaduk pelan – pelan.
Untuk penambahan asam cuka makan harus dilakukan secara kontinue setetes demi
setetes sampai protein dalam susu mencapai titik isoelektriknya, dengan cara
tersebut proses penggumapal protein akan terjadi secara sempurna. Dalam
penambahan cuka jangan langsung dituangkan banyak – banyak selain akan membuat
tahu terasa asam hal tersebut juga akan mengganggu proses penggumpalan sehingga
terbentuknya kristal tahu tidak sempurna,tahunya akan kasar.
3.
Titik isoelektrik
Titik
isoelektrik adalah titik dimana protein bermuatan (nol) atau netral pada titik
inilah protein akan menggumpal secara cepat dan serentak. Setiap jenis protein
mempunyai titik isoeletrik yang berbeda tergantung dari kandungan asam
aminonya. Maka kita harus mengetahui jenis protein yang terdapat pada bahan
makanan yang akan kita gunakan sebagai bahan baku pembuatan tahu.
4.
Penambahan Asam Cuka
Penambahan
asam cuka dilakukan setetes demi setetes ketika susu terlihat mendidih. Apabila
kurang, gumpalan yang terbentuk tidak sempurna. Sebaliknya jika asam cuka yang
ditambahkan terlalu banyak akan berpengaruh terhadap rasa tahu yaitu akan
berasa asam.
BAB
III
METODE
PEMBUATAN TAHU SUSU
A.
Metode
Penyediaan Bahan
Bahan
– bahan yang diperlukan untuk pembuatan tahu susu dari bahan yang berkualitas
baik. Susu yang digunakan adalah susu sapi murni tidak tercampur dengan bahan
lain. Adapun bahan-bahan yang disediakan adalah :
1.
Susu sapi sebanyak 2 liter atau setara
dengan 2000 cc x 1,026 g/cc = 2,052 g
2.
Garam 10 gram
3.
Cuka secukupnya
B.
Metode
Penyediaan Alat
Pastikan
alat – alat yang akan digunakan masih dalam kondisi bersih dan higienis,
peralatan dari bahan logam sebaiknya yang berbahan stainless steel, serta
hindari juga peralatan yang sudah berkarat. Untuk keperluan mengaduk sebaiknya
menggunakan peralatan dengan bahan dasar kayu. Adapun jenis peralatan yang
digunakan adalah:
1.
Kompor.
2.
Gelas ukur
3.
Timbangan untuk menimbang produk yang
diperoleh semua bahan.
4.
Panci stainless steel untuk merebus.
5.
Sutil kayu digunakan untuk mengaduk.
6.
Cetakan tahu dari kayu dengan tutupnya
sekaligus digunakan untuk menekan atau mengepress tahu.
7.
Kain saring sebagai alas cetakan tahu
sehingga sebagian air akan keluar dari cetakan dan tahunya terbentuk dengan
baik. Pastikan semua peralatan dalam keadaan baik,bersih dan tidak mengandung
zat-zat berbahaya.
C.
Prosedur
Praktek
Langkah
– langkah atau posedur yang harus dilakukan dalam praktek pembuatan tahu susu
adalah sebagai berikut:
1.
Masukkan 2 liter susu murni kedalam panci
direbus dengan api sedang sambil
diaduk-aduk dan tunggu sampai mendidih.
2.
Tambahkan garam dan margarin (kalau suka
) untuk menambahkan rasa.
3.
Setelah susu mendidih, masukkan cuka
setetes demi setetes sambil terus diaduk hingga terbentuk gumpalan – gumpalan.
4.
Apabila air sudah terlihat jernih
pertanda bahwa protein sudah menggumpal.
5.
Matikan kompor, pisahkan gumpalan dan
cairannya .
6.
Masukan gumpalan kedalam cetakan yang telah
dilapisi kain saring.
7.
Tutup tahu dengan lebihan kain saring
lalu dipress sampai cairannya keluar.
8.
Tunggu sampai dingin, lalu angkat tahu
dari cetakan.
Untuk mendapatkan tahu susu yang baik
siapkan terlebih dahulu cetakan yang akan digunakan. Cetakan dapat dibuat
sendiri dari kayu dengan ukuran 10 cm x 20 cm x 10 cm yang bagian alasnya
dibuat dari kawat kasa. Sebelum gumpalan susu dituangkan , cetakan dilapisi
terlebih dahulu dengan kain saring agar ketika gumpalan susu ditekan dengan
tutup cetakan sebagian besar air keluar dan tahu terbentuk dengan sempurna.
D.
Metode
Pengumpulan Data
Untuk keperluan
menganalisa data diperlukan beberapa jenis data berupa:
1.
Berat semua bahan dasar
2.
Berat produk tahu susu hasil olahan
3.
Tekstur awal bahan
4.
Tekstur hasil olahan
5.
Rasa dari tahu
6.
Aroma
dari tahu
Pengumpulan data tersebut dilakukan
dengan cara observasi dan dokumentasi dari awal sampai akhir praktek pembuatan
tahu susu.
E.
Metode
Analisis Data
Metode
yang digunakan untuk menganalisis data percobaan ini adalah dengan menggunakan
metode deskriptif. Untuk mengetahui randemen perlu dilakukan perhitungan secara
matematis menggunakan rumus di bawah ini:
Randemen
= 

BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Praktek
No
|
Produk awal
|
Produk hasil
|
|
1
|
Berat
|
2000 x 1,026 gr/cc =
2052 gr
|
280 gr
|
2
|
Tekstur/Bentuk
|
Cairan
|
Padat, lunak, kompak
|
3
|
Rasa
|
Sedikit manis
|
Gurih
|
4
|
Aroma
|
Segar susu
|
Gurih susu
|
B.
Analisis
Data
Data
hasil praktikum seperti yang tertera dalam tabel di atas dapat diterangkan
sebagai berikut:
Berat awal bahan
Berat
susu ( 2000 cc x 1,026 gr/cc ) =
2052 gr
Berat bahan tambahan (garam) = 10 gr +
Berat
total bahan =
2062 gr
Berat produk hasil 300 gram
Dari data tersebut maka kita dapat dengan mudah
menghitung Randemen ( prosentase hasil olahan ) , yaitu sebagai berikut:
Randemen
= 

=

= 13,57 %
Tekstur
awal bahan dasar yaitu susu sapi berupa zat cair, setelah diproses tekstur
berubah menjadi padat, lunak, dan kompak. Perubahan tekstur ini terjadi karena
adanya penggumpalan protein dan beberapa zat lain
Susu sebagai bahan dasar ketika belum diolah
rasanya sedikit manis, setelah diolah rasanya menjadi gurih karena dilakukan
penambahan garam.
Aroma
susu sebagai bahan dasar semula segar susu, setelah diolah aromanya menjadi
gurih susu.
C.
Pembahasan
Dari
hasil praktikum pembuatan tahu susu , randemen yang diperoleh sebesar 13,57 %. Hal
itu disebabkan karena dari bahan susu yang berupa cairan yang digumpalkan
menjadi tahu hanya proteinnya. Apabila susu yang digunakan mengandung protein
5% artinya padatan yang berasal dari protein adalah = 5% x 2000 x 1,026 g =
102,6 g. Produk yang dihasilkan adalah 280 g ,dari hal tersebut bisa ditarik
kesimpulan bahwa tahu susu tersebut tidak hanya mengandung protein saja akan
tetapi mengandung bahan lain seperti air, karbohidrat dan sebagainya. Bahan –
bahan lain inilah yang menambah berat tahu. Apabila tahu ditekan dan
mengeluarkan air (basah) artinya dalam tahu juga masih terdapat sejumlah air
dan bahan lain hampir dua kali jumlah protein kering.
Tekstur
tahu menjadi padat, lunak, dan kompak karena sesuai teori ketika dalam titik
isoelektris muatan gugus amino dan karboksil bebas akan saling menetralkan
sehingga molekul bermuatan nol. Pada saat inilah penggumpalan protein terjadi
paling cepat. Secara hampir bersamaan protein yang ada dalam larutan tersebut
menggumpal dan masih dalam keadaan lunak. Dengan pencetakan yang disertai
penekanan atau press maka terbentuklah massa yang padat dan kompak yang disebut
tahu. Apabila penekanan terlalu kuat maka tekstur tahu akan keras, sedangkan
untuk penekanan kurang kuat maka tekstur tahu menjadi berongga dan sangat lunak.
Rasa
awal susu masih berasa manis karena dala cairan susu terdapat gula laktosa yang
menimbulkan rasa manis. Setelah menjadi tahu timbul rasa gurih karena
penambahan garam dan margarin pada saat pembuatan tahu susu.
Aroma
susu segar terbentuk dari senyawa – senyawa yang ada dalam susu,dengan
pemanasan sebagian aroma itu ikut keluar dari susu bersamaan dengan terjadinya
penguapan. Tinggalah aroma yang terdapat dalam protein tersebut yang memberi
kesan gurih susu.
BAB
V
SIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari hasil praktek yang dilakukan
mahasiswa praktikan , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Mahasiswa
mampu menerapkan pengetahuan tentang proses penggumpalan protein pada proses
pembuatan tahu suus.
2.
Mahasisiwa mampu membuat tahu susu
sesuai dengan kriteria tahu susu yang baik.
3.
Mahasiswa mampu menganalisis faktor –
faktor yang berpengaruh terhadap kualitas tahu susu.
B.
Saran
Tahu susu merupakan makanan yang
bernilai gizi tinggi. Bahan bakunya tidak harus dari susu segar yang
berkualitas prima. Oleh karena itu apabila ada susu yang ditolak industri akan
tetapi masih dalam keadaan aman ddan tidak mengandung zat-zat yang berbahaya
sebaiknya diterima dan segera diolah menjadi tahu susu.
DAFTAR PUSTAKA
3.
Loekmonohadi,2010,Kimia Makanan, Universitas Negeri
Sematang.
DOKUMENTASI
PRAKTEK PEMBUATAN TAHU SUSU

Gb 1 :
Bahan Yang Digunakan

Gb 2:
Peralatan Yang Digunakan

Gb 2 :
Peralatan Yang Digunakan

Gb 4 :
Susu Murni Dipanaskan

Gb 5 :
Penggumpalan Protein Dengan Cuka

Gb 6 :
Pemisahan Gumpalan Protein Dengan Air

Gb 7:
Gumpalan Susu Di Masukan Kedalan Cetakan Kayu Yang Dilapisi Kain Saring

Gb 8 :
Pencetakan Tahu Susu

Gb 9 :
Tahu Susu Hasil Praktek
Komentar
Posting Komentar